Senin, 23 Januari 2017

Performance Marching Band

Di berbagai lembaga pendidikan mulai dari TK hingga Universitas kita bisa menemukan Marching Band sebagai Ekstrakurikuler yang banyak diminati oleh para siswa. Terlepas dari kesan glamor yang ditunjukkan oleh para peserta unit marching band saat mereka tampil lengkap dengan seragam mereka, ada berbagai manfaat yang sebenarnya bisa dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh para anggota ekstrakurikuler ini. Para penyelanggara lembaga pendidikan harusnya sudah cukup jeli untuk bisa melihat manfaat tersebut dan memberikan kesempatan bagi kegiatan ini untuk berkembang di lembaga tersebut.

Salah satu manfaat yang bisa didapatkan oleh para peserta kegiatan ini adalah melatih sense mereka dalam hal bermusik. Secara ilmiah, musik akan merangsang aktifnya otak bagian kanan yang cenderung jarang digunakan oleh mereka yang sehari-harinya lebih banyak berkutat dengan logika dan angka . Proses mengaktifkan otak kanan ini juga cukup bermanfaat dalam merangsang kreatifitas setiap orang, sehingga keberadaan Marching Band sebagai Ekstrakurikuler memang tidak bisa dianggap sepele.

Manfaat lain yang secara tidak langsung diajarkan oleh kegiatan ini kepada para anggotanya adalah mengenai kerja sama. Dalam unit marching band, setiap anggota memiliki peranan mereka masing-masing sehingga secara keseluruhan mereka bisa menghasilkan musik dan penampilan yang menarik. Satu kesalahan dari satu anggota akan membuat penampilan mereka menjadi kurang sempurna. Disini setiap anggota diajarkan untuk bertanggung jawab pada peran yang mereka pegang dan sekaligus juga menyadarkan mereka bahwa kerjasama adalah faktor yang sangat penting bila mereka ingin berhasil. Sikap ini bisa diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat yang nantinya akan membuat para anggota menjadi warga yang mampu berperan dan memberi manfaat bagi masyarakat dimana dirinya tinggal.

Bila dilihat dari berbagai manfaat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa marching band memiliki manfaat dalam membantu para anggotanya untuk berkembang menjadi lebih baik baik secara pribadi maupun sebagai makhluk sosial (baca juga : manfaat latihan marching band). Tidak heran bila keberadaan Marching Band sebagai Ekstrakurikuler di berbagai tingkat lembaga pendidikan harus dianggap sebagai salah satu bentuk investasi terbaik untuk perkembangan generasi muda di masa yang akan datang.

Read More

Latihan Manasik Haji

Sebelum melaksanakan ibadah umroh ke Tanah Suci Makkah, ada satu kegiatan yang penting untuk dilakukan sebagai pebekalan. Apa itu ? Adalah manasik umroh atau yang bisa diartikan sebagai pembekalan tata cara umroh yang benar dengan melaksanakan rangkaian ibadah yang harus dilakukan ketika beribadah umroh nantinya. Manasik umroh adalah hal penting untuk dilakukan. Mengingat bahwa memang ibadah umroh punya bannyak kemuliaan. Sehingga, agar kemuliaan dari ibadah umroh bisa didapatkan, maka persiapan terbaik juga perlu dilakukan yang salah satunya adalah latihan umroh alias manasik umroh ini yang sesuai dengan yang telah disunnahkan. Dengan manasik umroh, calon jamaah akan mengetahui hal apa yang diwajibkan untuk dilaksanakan, apa yang disunnahkan dan apa yang tidak boleh dikerjakan selama beribadah umroh. Oleh sebab itulah mengapa manasik umroh penting untuk diikuti oleh para calon jamaah.

Ketika melaksanakan ibadah umroh di Tanah Suci, para jamaah akan dibimbing untuk lebih paham apa saja rukun umroh, apa syarat wajib umroh, dan pengetahuan maupun ilmu lainnya tentang umroh. Pada intinya rukun umroh merupakan kegiatan ibadah umroh yang wajib serta harus dilaksanakan. Jika salah satu dari rukun umroh tidak dilaksanakan, maka umroh dianggap tidak sah. Rukun umroh yang tidak dilaksanakan pun tidak bisa diganti dengan denda, sehingga harus melaksanakan kembali rukun tersebut. Rukun umroh antara lainnya adalah Ihram (niat), thawaf, sa’i, tahallul atau beercukur dan dikerjakan dengan tertib.

Selain rukun umroh, dalam manasik umroh anda juga akan dibimbing untuk memahami sekaligus mempraktekkan wajib umroh. Wajib umroh adalah rangkaian kegiatan yang dikerjakan ketika ibadah umroh dan apabila salah satu wajib umroh tidak dilaksanakan maka dapat diganti dengan membayar denda atau dam agar ibadah umroh dapat sah. Wajib umroh antara lainnya adalah niat dari Miqat, menggunakan pakaian ihram, serta tidak melanggar apa yang menjadi larangan ihram.

Manasik umroh diselenggarakan oleh biro perjalanan umroh seperti Abu Tours. Sehingga anda juga penting untuk memilih biro perjalanan umroh yang terbaik, yang sudah terdaftar dalam Kemenag. Abu Tours dapat menjadi pilihan terbaik untuk anda. Abu Tours menyediakan banyak layanan dan fasilitas terbaik untuk menunjang nyamanya perjalanan ibadah umroh anda sejak berangkat dari Indonesia hingga selama di Tanah Suci.

Read More

Ziarah Makam

Di negeri ini, terutama di pulau Jawa, sudah jamak orang-orang melakukan ziarah ke makam Ulama (misal, Wali songo). Dengan koordinasi seseorang yang ditokohkan, merekapun berangkat menuju makam-makam itu. Jarak yang jauh dan persiapan bekal yang banyak, tidak menjadi soal bagi para peziarah. Sebab dengan ‘perjalanan spiritual’ ini akan banyak manfaat yang dapat mereka peroleh. Sebelum berangkat, para peziarah ini mempunyai tujuan tertentu. Mereka berharap semua tujuannya tercapai setelah menjalani perjalanan spiritual ke makam-makam orang yang dianggap wali atau makam Ulama karismatis, tidak peduli siapa dia. Inilah cuplikan apa yang terjadi di sekitar kita. Apakah yang seperti ini dibenarkan oleh syariat Islam?.

HIKMAH ZIARAH KUBUR MENURUT SYARIAT NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM
Ziarah kubur bukan hal terlarang. Hukumnya mustahab (dianjurkan). Di awal perjalanan Islam, perbuatan ini memang dilarang untuk menutup akses menuju syirik. Ketika tauhid telah mapan di hati para Sahabat, ziarah kubur diizinkan kembali dengan tata cara yang disyariatkan. Artinya, siapa saja yang berziarah dengan cara-cara yang disyariatkan, maka ia tidak diizinkan untuk berziarah. [Ighâtsatul Lahafân 1/313]

Pengagungan manusia dan perbuatan syirik di mana pun bertentangan dengan Islam yang berlandaskan tauhid. Begitu pula dalam ibadah yang bernama ziarah kubur ini. Syariat telah menentukan hikmah dari anjuran berziarah kubur, yaitu:

1. Mengingatkan hamba kepada akhirat dan memberi pelajaran berharga baginya akan kehancuran dunia dan kefanaannya. Sehingga jika ia kembali dari makam, timbul rasa takut kepada Allah Azza wa Jalla yang bertambah, dan kemudian memikirkan akhirat dan beramal untuk itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ الْآخِرَةَ

Dulu aku melarang kalian ziarah kubur. Sekarang, kunjungilah karena mengingatkan kalian kepada akhirat [HR. Muslim, an-Nasâi, dan Ahmad]

2. Mendoakan kebaikan bagi mayit dan memohonkan ampunan bagi mereka. Ini merupakan bentuk perbuatan baik orang yang masih hidup kepada orang yang telah mati. Amalannya telah putus begitu ia menghembuskan nafas terakhirnya meninggalkan dunia menuju akhirat. Oleh sebab itu, ia sangat membutuhkan orang-orang yang berbaik hati mau mendoakan kebaikan dan ampunan baginya, serta menjadikannya penghuni surga.

Secara eksplisit, doa yang dilantunkan peziarah kubur sebelum memasuki makam menjadi dasar hikmah kedua ini. Ditambah dengan riwayat bahwa ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma menceritakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang pergi di malam hari ke (kompleks makam) Baqi’. ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma menanyakan alasan kepergian beliau. Beliau n menjawab:

إِنِّيْ أُمِرْتُ أَنْ أَدْعُوَ لَهُمْ

Aku diperintah untuk mendoakan mereka [1]

3. Pada tata cara berziarah, bagi yang mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , berarti ia telah berbuat baik kepada dirinya sendiri. Sebaliknya, orang-orang yang melakukan perbuatan macam-macam dalam berziarah, mereka telah menjerumuskan diri ke dalam jurang kesesatan.

Ibnul Qayyim rahimahullah menyampaikan hikmah ketiga ini dengan mengatakan: “(Hikmah ziarah kubur) pengunjung berbuat baik kepada dirinya sendiri dengan mengikuti petunjuk Sunnah dan melangkah sesuai dengan ketentuan aturan yang disyariatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Jadi, ia telah berbuat baik kepada diri sendiri dan orang (penghuni kubur) yang ia kunjungi”.[2]

Hikmah ini banyak dilupakan oleh para penulis tentang masalah ziarah kubur. Sebagaimana dalam setiap pelaksanaan ta’abbud mesti berlandaskan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , demikian pula dalam pelaksanaan ziarah kubur. Di masa kini, panduan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai ziarah kubur telah terabaikan. Akibatnya, di kebanyakan negeri Islam, kuburan telah beralih fungsi menjadi sumber praktek syirik dan maksiat lainnya.[3]

ZIARAH KUBUR ALA SUFI
Ibnul Hâj, seorang tokoh Sufi menjelaskan mekanisme ziarah kubur versi mereka yang jelas-jelas bertentangan dengan risâlah yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . As-Sya’râni memasukkan nama Ibnul Hâj dalam kitab Thabaqât Shûfiyah al-Kubra dalam al-Madkhal, “(Saat berziarah kubur) hendaknya peziarah mendoakan mayit, juga berdoa di sisi kubur saat muncul persoalan sulit yang menimpa dirinya atau kaum Muslimin. Jika penghuni kubur termasuk orang yang diharapkan keberkahannya, maka peziarah bertawassul kepada Allah Azza wa Jalla dengannya….kemudian bertawasul dengan para penghuni kubur dari kalangan orang-orang shaleh dari mereka untuk menyelesaikan persoalan-persoalannya dan mengampuni dosa-dosanya. Lantas baru berdoa bagi kebaikan dirinya, kedua orang tuanya, guru-gurunya, kaum kerabat dan keluarga penghuni kubur dan seluruh kaum Muslimin dan seterusnya

Ia meneruskan: “Siapa saja ada keperluan, hendaknya mendatangi mereka dan bertawasul dengan mereka. Sebab mereka adalah perantara antara Allah Azza wa Jalla dan makhluk-Nya ……”

Tentang ziarah kubur para Nabi, ia mengatakan: “Jika peziarah datang mengunjungi mereka, hendaknya bersikap menghinakan diri, merasa membutuhkan, dan menundukkan diri, mengkonsentrasikan hati dan pikirannya kepada mereka dan membayangkan sedang melihat mereka dengan mata hatinya…. memohon kepada mereka, meminta kepada mereka penyelesaian persoalan (yang sedang dihadapi) dan meyakini akan dikabulkan karena keberkahan mereka dan optimis di dalamnya. Sebab mereka adalah pintu Allah Azza wa Jalla yang terbuka. Dan telah menjadi hukum Allah Azza wa Jalla , masalah-masalah tertuntaskan melalui tangan-tangan mereka. Siapa saja yang tidak bisa mengunjungi kuburan mereka, hendaknya mengirimkan salam kepada mereka sambil menyebutkan kepentingannya, permohonan ampun dan penutupan kesalahannya dll…”.

“Secara khusus bagi peziarah yang mengunjungi kubur Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka ia harus lebih menghinakan diri dan merasa butuh kepadanya. Karena beliau pemberi syafaat yang sudah memperoleh idzin. Syafaat beliau tidak tertolak. Dan orang yang mendatangi beliau dan meminta tolong kepadanya tidak kembali dengan tangan hampa. Siapa saja yang bertawassul kepadanya, atau mengharapkan beliau menyelesaikan masalah-masalahnya pasti tidak tertolak dan akan sukses”. [al-Madkhal hal. 254-258]

KEBATILAN TATA CARA ZIARAH KUBUR VERSI SUFI
Dari keterangan Ibnul Hâj di atas, tampak betapa jauh perbedaan tujuan ziarah kubur yang disyariatkan. Mengenai perkataan Ibnul Hâj berkait tata cara ziarah kubur para nabi yang berbunyi “Jika peziarah datang mengunjungi mereka, hendaknya bersikap menghinakan diri…”, Syaikh Ahmad an-Najmi berkomentar: “Ini adalah syirik besar yang menyebabkan pelakunya abadi di neraka. Saya tidak tahu kemana akal mereka di hadapan ayat-ayat al-Qur`ân dan hadits-hadits yang menyatakan kebatilan dan rusaknya keyakinan tersebut serta perbedaannya yang jauh dengan ajaran Islam dan ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya bersikap menghinakan diri, merasa membutuhkan, dan menundukkan diri, mengkonsentrasikan hati dan pikirannya kepada mereka dan berdoa, ini semua adalah hal-hal yang mesti dilakukan seorang hamba kepada Rabbnya (Allah Azza wa Jalla ). Siapa saja mengarahkannya kepada malaikat atau nabi (atau manusia-red), sungguh ia telah berbuat syirik besar…[4]

Selanjutnya beliau menambahkan, “Orang ini telah mengadakan tandingan bagi Allah Azza wa Jalla . Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ibnu ‘Abbas: “Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah Azza wa Jalla “. Sementara Ibnul Hâj mengatakan: “Mintalah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam “. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Minta tolonglah kepada Allah Azza wa Jalla “. berbeda dengan Ibnul Hâj yang mengatakan: “Minta tolonglah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan persembahkan sikap menghinakan, membutuhkan dan kemelaratan kepadanya”.

Agar lebih jelas lagi, berikut ini beberapa pernyataan Ulama Sufi yang mengajak para pengikutnya untuk mendatangi kubur-kubur mereka saat ditimpa persoalan.

As-Sya’râni mengutip pernyataan Syaikh Muhammad bin Ahmad al-Farghal (meninggal tahun 850 H), ia mengatakan:

أَنَا مِنَ الْمُتَصَرِّفِيْنَ فَيْ قُبُوْرِهِمْ فَمَنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةٌ فَلْيأتِ إِلَيَّ وَيَذْكُرُهَا لَيْ أَقْضِهَا لَهُ

“Saya termasuk orang yang sanggup menangani urusan-urusan saat berada di alam kubur. Siapa saja memiliki kepentingan, hendaknya datang kepada (kubur)ku dan menyampaikannya kepadaku. Aku akan menyelesaikannya”.[5]

As-Sya’râni juga mengutip pernyataan Syaikh Syamsuddin di detik-detik kematiannya:

مَنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةٌ فَلْيأتِ إِلَي قَبْرِيْ وَيَطْلُبُ حَاجَتَهُ أَقْضِهَا لَهُ

“Siapa saja memiliki urusan penting hendaknya mendatangi kuburku dan menyampaikan keperluannya, pasti akan aku tuntaskan [6]

As-Sya’râni berkata tentang Ma’rûf al-Kurkhi: “Kuburannya dijadikan tempat untuk meminta hujan (saat kekeringan)”

Mengenai Syaikh Ahmad az-Zâhid, as-Sya’râni berkomentar: Kuburannya terkenal, sering dikunjungi. Orang-orang mencari berkah darinya”.

Tentang Syaikh Ahmad bin ‘Asyir (seorang tokoh Sufi), dikatakan: “Kuburannya didatangi oleh orang-orang yang menderita penyakit dan cacat tubuh (untuk menyembuhkannya)”.

Inilah sebagian nukilan yang sudah cukup mewakili bagaimana jauhnya mereka dari petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berziarah kubur. Gambaran yang sekaligus mewakili realita orang-orang yang mendatangi kuburan orang yang dikeramatkan atau diagungkan.

Syaikh ‘Abdur Razzâq al-‘Abbâd hafizhahullâh menegaskan kekeliruan mereka ini dengan berkata: “Inilah petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berziarah kubur selama dua puluh sekian tahun sampai beliau wafat (telah diterangkan dengan jelas-red). Demikian pula petunjuk Khulafâur Râsyidin dan seluruh Sahabat dan Tabi`în. Apakah mungkin ada orang di muka bumi ini yang sanggup membawakan riwayat dari mereka (generasi Sahabat dan Tabi’în) baik dengan jalur yang shahîh, lemah atau terputus bahwa mereka dahulu bila menghadapi urusan penting datang ke kubur-kubur dan berdoa di sana serta mengusap-usap pusara. Apalagi riwayat bahwa mereka mengerjakan shalat di kuburan dan meminta kepada Allah Azza wa Jalla melalui mereka atau meminta penghuni kubur untuk mewujudkan keperluan-keperluan mereka (lebih tidak ada lagi, red). Seandainya ini merupakan perkara Sunnah atau sebuah keutamaan, sudah barang tentu akan ada riwayat dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia. Dan para Sahabat dan Tabi’în pun pasti akan melakukannya….[7]

PENUTUP
Ziarah kubur termasuk ibadah dan amal shaleh, karena itu harus dikerjakan sesuai dengan rambu-rambu syariat. Bila tidak, hanya akan menjerusmukan kepada pelanggaran syariat. Wallâhu a’lam

Sumber:
1. Taqdîsul Asy-khâs Fil Fikris Shûfi, Muhammad Ahmad Luh (2/111-132)
2. Fiqhul Ad’iyah Abdur Razzâq al-‘Abbâd, dalam bab khuthûratut ta’alluq bil qubûr/bahaya bergantung dengan kuburan (1/124-129)
3. Baitul ‘Ankabût, Khalîl Ibrâhim Amîn, pengantar Syaikh Shâlih al-Fauzân, Dârul Muqtathaf.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun XIII/1430/2009M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

Read More

Prestasi Tapak Suci

Perguruan Seni Beladiri Indonesia TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH atau disingkat TAPAK SUCI, adalah sebuah aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan anggota Muhammadiyah sebagai organisasi otonom yang ke-11. TAPAK SUCI berdiri pada tanggal 10 Rabiul Awal 1383 H, atau bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Motto dari TAPAK SUCI adalah “Dengan Iman dan Akhlaq saya menjadi kuat, tanpa Iman dan Akhlak saya menjadi lemah”.

Aliran TAPAK SUCI, adalah keilmuan pencak silat yang berlandaskan Al Islam, bersih dari syirik dan menyesatkan, dengan sikap mental dan gerak langkah yang merupakan tindak tanduk kesucian dan mengutamakan Iman dan Akhlak, serta berakar pada aliran Banjaran-Kauman, yang kemudian dikembangkan dengan metodis dan dinamis.

Perguruan TAPAK SUCI, adalah perguruan yang merupakan peleburan sekaligus kelanjutan dari tiga paguron yang pernah ada sebelumnya, yaitu: Kasegu, Seranoman, dan Kauman, berlandaskan Al Islam dan berjiwa ajaran KH. Ahmad Dahlan, membina pencak silat yang berwatak serta berkepribadian Indonesia, melestarikan budaya bangsa yang luhur dan bermoral, serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama, bangsa, dan negara.

Perguruan Seni Beladiri Indonesia TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH atau disingkat TAPAK SUCI, adalah sebuah aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan anggota Muhammadiyah sebagai organisasi otonom yang ke-11. TAPAK SUCI berdiri pada tanggal 10 Rabiul Awal 1383 H, atau bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Motto dari TAPAK SUCI adalah “Dengan Iman dan Akhlaq saya menjadi kuat, tanpa Iman dan Akhlak saya menjadi lemah”.

Aliran TAPAK SUCI, adalah keilmuan pencak silat yang berlandaskan Al Islam, bersih dari syirik dan menyesatkan, dengan sikap mental dan gerak langkah yang merupakan tindak tanduk kesucian dan mengutamakan Iman dan Akhlak, serta berakar pada aliran Banjaran-Kauman, yang kemudian dikembangkan dengan metodis dan dinamis.

Perguruan TAPAK SUCI, adalah perguruan yang merupakan peleburan sekaligus kelanjutan dari tiga paguron yang pernah ada sebelumnya, yaitu: Kasegu, Seranoman, dan Kauman, berlandaskan Al Islam dan berjiwa ajaran KH. Ahmad Dahlan, membina pencak silat yang berwatak serta berkepribadian Indonesia, melestarikan budaya bangsa yang luhur dan bermoral, serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama, bangsa, dan negara.

Read More

Hari Raya Kurban

Berkurban saat hari raya Idul Adha dianjurkan sangat kepada siapa saja umat muslim yang sudah mampu dalam hal ekonomi.

Dalam sejarahnya, disebutkan dalam Al Qur’an, Allah memberi perintah melalui mimpi kepada Nabi Ibrahim untuk mempersembahkan Ismail.

Disebut dalam Al Qur’an bahwa Ibrahim dan Ismail mematuhi perintah tersebut dan tepat saat Ismail akan disembelih, Allah menggantinya dengan domba.

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ), dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (Ash Shaaffaat: 102-107)”

Dari petikan ayat Al Qur’an tersebut, kita dapat menarik tiga ini makna dalam berkurban seperti yang diperlihatkan dari keteguhan serta ketabahan hati yang dimiliki Nabi Ibrahim.

1. Makna berkurban adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. “Berkurban” itu berarti kesunggguhan manusia dengan menyerahkan segalanya kepada Allah Sang Pencipta. Seperti misalnya Nabi Ibrahim yang telah mengikhlaskan Putranya (Nabi Ismail) yang sesungguhnya sangat beliau cintai, dengan perintah Allah maka beliau rela untuk mengurbankan putranya tersebut, hal ini tentunya merupakan wujud dari penyerahan dirinya kepada Allah SWT.

2. Dengan cara berkurban manusia tersebut diajarkan untuk berbagi kepada para mukmin lain, yang pastinya mereka kurang mampu. sepeti misalnya yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa Allah SWT selalu mempunyai alasan yang sangat kuat untuk memerintahkan para hambanya (manusia) untuk berkurban. Dengan adanya kurban ini kaum muslim yang kurang mampu juga ikut merasakan bagaimana indahnya islam dengan adanya hari kurban tersebut.

3. Dengan berkurban keikhlasan dari manusia itu pastinya diuji, diuji dari sifat rakus dan tamak akan harta dunia yang mereka senangi. Kurban itu berarti memberikan apa yang telah kita cintai (duniawi) serta apa yang kita sayangi, dalam hal ini adalah harta yang kita miliki, yakni dengan cara berkurban tersebut.

Adapun untuk manfaat berkurban sendiri,

1. Memupuk rasa empati
Ini adalah salah satu dari 10 manfaat berkurban di hari Idul Adha. Berqurban adalah salah satu amalan kita yang dapat meningkatkan kepedulian sosial terhadap sesama. Apabila kita termasuk orang yang cukup dalam hal harta, hendaknya kita menyisihkan sebagian harta kita untuk berqurban dimana kemudian qurban tersebut dibagikan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan.

2. Melatih diri menjadi orang dermawan
Sikap dermawan merupakan sikap yang baik. Sehingga perlu ditumbuhkan dan dipelihara menjadi sebuah kepribadian. Oleh karenanya, sikap dermawan dapat dilatih dengan berqurban. Harta kita tidak akan habis jika digunakan di jalan Allah, bahkan Allah dapat menambahkannya berkali lipat.

3. Meningkatkan ketaqwaan pada Allah
Perintah untuk berqurban tercantum jelas dalam Al-Qur’an sebagai suatu amalan yang baik. Oleh karena itu, berqurban berarti melakukan apa yang diperintah-Nya sehingga meningkatkan keimanan kita dan menghindarkan diri dari nafsu.

4. Bekal pahala di hari akhir
Apabila kita melakukan qurban dengan ikhlas, semata-mata karena Allah. Maka amalan tersebut akan dicatat oleh malaikat sebagai amalan baik kita. Allah akan membalas kebaikan kita di hari akhir kelak.

5. Membangun solidaritas
Dalam proses qurban, kita akan melakukan penerimaan, penyembelihan, penimbangan, hingga pembagian ke warga. Semua kegiatan ini dilakukan oleh warga sekitar. Sehingga meningkatkan sosialisasi kita untuk saling tolong-menolong satu dengan yang lain. karena kegiatan ini tidak akan mungkin bisa dilakukan hanya untuk satu orang saja.

6. Keberkahan dalam rezeki
Rahasia berkah idul adha adalah menambah rezeki. Rezeki yang kita miliki hendaknya disisihkan sebagian untuk hal kebaikan. Bisa dengan sedekah, zakat, ataupun dengan berqurban ini. Harta kita akan menjadi berkah jika kita menggunakannya di jalan Allah.

7. Menghindarkan diri dari sikap tamak
Dalam melakukan amalan berqurban ini Allah memberikan beberapa syarat yang harus terpenuhi, seperti orang tersebut mampu untuk melakukannya. Banyak orang yang mampu tapi mereka tidak mau untuk berqurban. Namun, apabila kita mampu dan mau menjalankannya. Maka hal ini menunjukkan bahwa kita bukanlah orang yang berorientasi pada harta dunia.

8. Menjaga silarutahmi
Dalam kegiatan berqurban kita akan banyak menjumpai orang lain. Sosialisasi yang dilakukan akan menjaga silaturahmi. Kita akan saling bekerja sama dan berbagi kebahagiaan di idul Adha tersebut.

9. Memenuhi kebutuhan gizi kaum kecil
Manfaat dan keutamaan berkurban di hari idul adha ialah manfaat berikut. Daging mempunyai manfaat gizi yang cukup banyak untuk kesehatan kita. Namun, tidak semua kalangan dapat merasakan atau memakannya, mengingat harga daging yang cukup tinggi. Kalangan bawah sangat jarang untuk bisa memakan daging. Dari berqurban ini akan membagikan daging-daging kepada orang-orang yang membutuhkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi mereka.

10. Memakmurkan masjid
Sebagian besar kegiatan berqurban dilakukan dimasjid. Mulai dari sholat Idul Adha sampai proses penyembelihan yang dilakukan di sekitar masjid. Sehingga masjid akan ramai orang yang sedang melakukan amalan berqurban. Memakmurkan masjid adalah salah satu perintah Allah untuk umat muslim. Oleh karenya, dengan berqurban kita akan sekaligus memakmurkan rumah Allah tersebut.

 

Read More

Pandu HW

Kepanduan sebagai bentuk gerakan pemuda-pemudi menurut anggapan umum didirikan tahun 1908 oleh Lord Robert Baden Powell yang dihormati sebagai Bapak Kepanduan Sedunia. Tujuan : pembangunan mental, moral dan jasmaniah dan latihan-latihan untuk menjadi warga negara yang baik.

Tetapi sifat gerakan kepanduan putra pribumi di Indonesia (sebagai tanah jajahan) tidaklah sama. Kepanduan Indonesia menyimpan pengaruh pergerakan (kemerdekaan) nasional umum. (N.I.P.V.) Nederlandsch Indische Padvinders Vereeneging ialah perhimpunan kepanduan di Hindia Belanda di bawah pimpinan dan mayoritas golongan Belanda (didirikan tahun 1917). Kepanduan bangsa Indonesia, dengan sendirinya, mengikuti arah perkembangan cita-cita nasional.

J.P.O. (Javansche Padvinders Organisatie), perhimpunan kepanduan Indonesia yang pertama (1916) bermaksud pula menjadi tempat pembibitan (ketentaraan Mangkunegaran). Setelah tahun 1920 timbul banyak sekali kepanduan Indonesia sebagai cabang (onderbow) perkumpulan-perkumpulan orang dewasa, unsur politik nasional terkandung di dalamnya. PKI terutama di Semarang, membentuk kepanduan beranggotakan murid-murid dari sekolah-sekolah rakyat. Banyak timbul kelompok-kelompok kecil kepanduan yang berhubungan dengan PKI. Perhimpunan-perhimpunan lain pun tak ketinggalan. Algemene Studie Club dengan N.P.O.-nya (Nationale Padvinders Organisatie); SI dengan SIAP (Serikat Islam Afdeling Pandu); MUHAMMADIYAH mempunyai HIZBUL WATHAN; Budi Oetomo membentuk Nationale Padvinderij; J.J. dengan J.J.P.-nya (Jong Java Padvinderij, kemudian menjadi Pandu Kebangsaan); Jong Islamiten Bond dengan Napity (Nationale Islamitische Padvinderij); Pemuda Indonesia dengan INPO (Indonesische Pemuda Sumatera); kaum teosof menggerakkan J.I.P.O. (Jong Indonesische Padvinders Organisatie); PBI dengan Surya Wirawan. Taman Siswa mendirikan Siswa Proyo; ada pula Al-Kasyaf wal Fajri.

Dalam tahun 1927 di bawah pimpinan Sunario, SH dibentuk Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI), tanda hasrat persatuan yang hidup dan berkembang di kalangan kaum terjajah. Bertambah banyaknya kepanduan Indonesia menarik perhatian (yang mengandung kekhawatiran) N.I.P.V. Anggaran Dasarnya dilonggarkan (1928) dengan maksud agar kepanduan-kepanduan Indonesia suka menggabungkan diri dengan N.I.P.V. Hanya J.I.P.O. yang menggunakan kesempatan itu. Lain-lainnya tetap di luar, berkembang ke arah cita-cita Indonesia Bersatu. Badan federasi yang pertama terbentuk PAPI. Selaras dengan perkembangan perkumpulan-perkumpulan pemuda yang mengadakan fusi (1929) PAPI pun tidak bertahan. Diadakan konperensi pengurus-pengurus besar kepanduan Indonesia 15 Desember 1929. Diputuskan dalam prinsip mengadakan dua badan fusi : KEPANDUAN NASIONAL dan KEPANDUAN ISLAM. (*selanjutnya KEPANDUAN BANGSA INDONESIA – KBI).

Dalam masa pendudukan Jepang semua orgsnisasi kepanduan tidak diperbolehkan; diganti dengan bentukan seperti Seinendan, Keibondan dan lain-lainnya, (PERGERAKAN INDONESIA – JEPANG*).

Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pergerakan kepanduan Indonesia hidup kembali dan berkembang menanjak. Dalam, tahun 1954 tercatat tujuh puluh satu (71) organisasi kepanduan dengan jumlah anggota lebih kurang seratus sembilan puluh empat ribu (=194.000) pandu putra dan empat puluh satu ribu (=41.000) pandu putri. Menurut jumlah anggotanya HIZBUL WATHAN menduduki tempat paling atas, disusul berturut-turut oleh Anshor, Pandu Rakyat Indonesia, KBI, Pandu Islam Indonesia dsb. Banyaknya perkumpulan kepanduan memerlukan badan kerjasama dan koordinasi yang terwujud dengan pembentukan Ipindo (Ikatan Pandu Indonesia, 16 September 1951). Jambore Nasional pertama diadakan pada hari peringatan sepuluh tahun Indonesia Merdeka (17 Agustus 1955) di Karang Taruna – Pasar Minggu, Jakarta, yang diikuti dari berbagai suku bangsa Indonesia. Ipindo dalam bulan Mei 1960 direorganisasi dan diganti nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Sejak tahun 1961 semua organisasi Kepanduan di Indonesia diganti dengan satu nama yaitu Pramuka singkatan dari Praja Muda Karana.

Read More

Guru dan Karyawan SMP Muh Banguntapan

Read More